Mbah Sadiman yang Mengharukan

Sadiman (69), sempat dianggap gila karena sejak 1996, selalu menanam pohon beringin. Kini ia telah tanam 11.000 pohon di lahan seluas 250 hektare, menghijaukan Bukit Gendol & Ampyang di Jawa Tengah.



Saya Sadiman dan umur enam puluh sembilan tahun. Lan (dan) usaha saya menggarap lahan hutan, ingin menghijaukan hutan (agar) bisa lebat, saya tanami Beringin, Bulu, (dan) Ipik dan banyak bermanfaat untuk masyarakat sini.

Sadiman selama 25 tahun (sejak 1996-sekarang 2021) menanam pohon demi ubah bukit Gendol dan Ampyang di Jateng yang semula tandus karena kebakaran hutan agar menjadi hijau kembali. Ia juga membuat mata air di pegunungan. yang rawan kekeringan karena Karhutla. 

Dulu itu lak kebakaran (dulu di bukit-bukit ini kebakaran) to Mas, terus (menyebabkan) airnya mati. Terus saya mempunyai greget (ide) itu. Kalau tidak saya tanami Beringin, daerah ini (akan menjadi) daerah gersang lo maksudku.

Dulu warga menganggap Sadiman gila karena sering menanam pohon Beringin yang dianggap berkaitan dengan mistis.

Dulunya dianggap orang gila ini punya kambing ditukerin bibit Ringin (Beringin) gitu kan tapi kini hasilnya sekarang mendapatkan (mata) air buat mencukupi beberapa  ini desa, ungkap Warto warga Bukit Gendol.

Sadiman memilih pohon Beringi karena akarnya yang panjang dan bisa bantu cegah bencana alam.

Membesarkan air (mengembalikan/ meningkatkan sumber daya air) terutama, terus kedua orang hidup membutuhkan udara yang bersih untuk paru-paru dunia, dan ketiganya untuk tranggulangan (penanggulangan) bencana alam, itu akarnya (Pohon Beringin) sangat panjang.

Kini Sadiman telah menanam sebelas ribu pohon di lahan 250 hektar, dengan biaya dari sakunya sendiri.

Mudah-mudahan di kemudian hari muncul-muncul Mbah Sadiman yang lainnya. Meskipun dia orang enggak punya, tapi dia sukarela tanpa pamrih apapun dari pihak manapun, tutup Lanjar Riatmo Kepala Desa Bukit Gendol.

Sungguh mengharukan kisah Mbah Sadiman dalam video di atas. Membuat kedua pasang mata meneteskan air mata dan tenggorokan sesak terganjal haru-iba-iri.

Di akhir video Mbah Sadiman nyekar/ nembang/ menyanyi pelan tembang jawa.
"Korban tenaga, korban banda (harta), tertulis pondok (rumah) - ya masih masuk karena rumah juga harta, tanpa rasa (pamrih) labuh (mendekatkan/ berkorban/ membiayai untuk) negara (negeri)"

Terima kasih VoA Indonesia. 

Tomi Muwuh

No comments:

Post a Comment