Anna May Wong Aktris China-Amerika melawan Rasisme di Panggung dan Nyata


sumber : history.howstuffworks.com
penulis : MICHELLE KONSTANTINOVSKY


Di 2018, "Crazy Rich Asian" membuat sejarah. Selain menjadi komedi romantis terlaris dalam satu dekade, menghasilkan $ 235 juta (32 trilyun rupiah)
di seluruh dunia dalam beberapa minggu setelah rilis, film yang menampilkan para pemain Asia, menjadi rekor produksi Hollywood pertama dalam 25 tahun terakhir.

Mungkin yang lebih mengejutkan adalah bahwa bintang Constance Wu diperankan aktris Asia pertama dalam 44 tahun dan dinominasikan untuk aktris utama Golden Globe. Banyak yang menganggap prestasi para pemain dan kru sebagai kemenangan pertama bagi representasi budaya Asia di layar. Namun penghargaan dan pengakuannya sudah lama ditunggu mengingat karya perintis ikon industri seperti Anna May Wong.

Pada 22 Januari 1922, para penonton melihat Wong dalam peran pertamanya sebagai "Lotus Flower" dalam film, "The Toll of the Sea." Aktris kelahiran Los Angeles ini terus tampil di lebih dari 60 film sepanjang karirnya dan meraih gelar abadi sebagai bintang film Tionghoa-Amerika pertama di Hollywood.

Tapi karir di atas panggung dan layar (termasuk peran dalam salah satu film Technicolor pertama) tidak mudah bagi Wong, dan tentu saja tidak datang tanpa perjuangan dan pengorbanan tinggi sehingga membentuk industri hiburan dan membuka jalan menuju kisah sukses yang lebih modern.

Lahir 3 Januari 1905, Anna May Wong adalah anak kedua dari delapan bersaudara dan bernama Wong Liu Tsong, yang diterjemahkan menjadi "Frosted Yellow Willows." Dia kemudian memasukkan moniker/ julukan Inggris-nya, Anna May, ke dalam nama panggungnya.

Kakek Wong, Leung Chew Wong, telah beremigrasi ke Amerika Serikat pada tahun 1850-an dari Taishan, Cina, dan ayahnya menikahi seorang keturunan emigran Cina kelahiran California yang lain. Pasangan itu membuka laundry/ binatu di L.A., dan memulai sebuah keluarga. Wong awalnya bersekolah di sekolah umum California Street tetapi dipindahkan ke Chinese Mission School karena prasangka rasial dan intimidasi yang dia dan saudara-saudaranya hadapi.

Pada 1910-an, industri film mulai bermigrasi dari New York ke California, dan Wong menjadi terpesona oleh dunia perfilman. Dia bolos sekolah untuk mengunjungi lokasi produksi dan menonton film, dan pada tahun 1919, menghadiri panggilan casting untuk film berjudul "The Red Lantern" dan didapuk bagian sebagai pemeran tambahan.

Dua tahun kemudian, Wong putus sekolah dan mulai bertindak penuh waktu. Pada usia 17, ia mendapatkan peran pertamanya di "The Toll of the Sea," versi diam dari film "Madame Butterfly." Merebut peran itu adalah kemenangan besar bagi Wong, tetapi itu tidak menjadi kickstarter karier yang diharapkan Wong; karena undang-undang anti-miscegenation Amerika Serikat yang mencegah pernikahan antar-ras dan ciuman di layar di antara aktor-aktor dari berbagai ras, Wong tidak bisa mendapatkan peran utama yang romantis.

bersambung ...

sumber : history.howstuffworks.com
penulis : MICHELLE KONSTANTINOVSKY

Baca Juga :

Tomi Muwuh

1 comment: